Home » » Jangan main-main sama anak SMA favorit

Jangan main-main sama anak SMA favorit

Yup, jangan main-main sama anak SMA favorit, kalau gak, kamu sendiri yang bakal kena akibatnya.

Kenapa gue sampai bisa nulis artikel ini. Ini berdasar kisah yang gue dan temen-temen gue alami tadi (1/3/10).
Kasusnya kejadian ketika kami ngadain liburan anak sekelas ke cilacap, tepatnya teluk penyu. Kita pergi seperti biasa nyarter bus, ukuran 3/4 dan waktu itu kita sepakat dengan biaya 425.000.
Namun keanehan terjadi ketika bus tersebut menjalankan tugas carternya. Pada waktu dicarter, bus tersebut malah, narik penumpang. Otomatis hal tersebut bikin kami gak nyaman dan privasinya terganggu. Tapi karena cumin satu orang dan dia juga gak duduk, jadi kita gak ambil pusing.

Namun, masalah sebenarnya terjadi ketika perjalanan pulangnya. memang tidak semuanya turun di Purwokerto, contohnya Wahyu yang turun di Kroya. Namun regi gagal turun karena busnya gak lewat tempat dimana dia turun karena bus itu malah narik penumpang.

Iya gan, narik penumpang, nyebelin banget, lagi dicarter malahnarik penumpang tambah lagi nariknya sampai-sampai ada yang berdiri yang juga membuat adien, risyah, dan anggi ikutan berdiri karena ngalah dengan orang tua.

Faris, ketua kelas kita yang biasanya periang, tiba-tiba aja menjadi pendiam tak terdengar suaranya karena pusing dengan bau kentut yang tercium olehnya. Sedangkan adien, anggi, dan risyah kakinya sampai (bengkak) berdiri, ito sendiri yang juga berdiri juga menanyakan hal ini kepada anto. Sedangkan gue, masih duduk tapi kegencet oleh penumpang yang sedag berdiri.

Anto, yang andil besar dalam sewa-menyewa bus ini bingung dan gak nerima dengan apa yang terjadi. Dia berusaha bagaimana caranya agar kami gak rugi.

Setelah sampai dan turun, kami pun ngasih, uang carteran, tapi sekarang bukan lagi namanya carteran karrena mereka narik penumpang.

Otomatis perdebatan pun tak terelakkan. Orang-orang yang lagi di gereja pada keluar dan melihat apa yang terjadi pada kita.

Namanya juga anak SMA favorit yang pengetahuan, pergaulan dan kepemimpinannya luas (gue juga gak ya?) mereka pun terpojok. Tapi mereka juga berusaha mojokkin kita karena budaya jam karet yang ada di Indonesia. Namun, kami tetap bersikeras dengan hak kita sampai-sampai mereka mau manggil pengelola P.O. nya, ya kami persilakan. Tapi mereka pakai itu hanya buat gertakan karena sebenarnya, mereka gak boleh terima carteran.

Haha, akhirnya setelah lama debat dan mereka mulai gak betah, gue juga gak betah ngebelakangin debatnya (wew). Akhrinya diputuskan kita hanya bayar 88% dari apa yang dijanjikan. Namun, telinga gue dengar banyak umpatan yang dikeluarkan oleh supir ketimbang kernet yang menyalami kita sebelum pergi.

Finally, kita untung dan uang sisa kata anto bakal dibalikin ke anak sekelas yang ikut liburan ke cilacap.

Untuk liburannya sendiri, gue begitu menikmati.
Ketika bermain ombak di pantai teluk penyu dan foto bareng di pantai pasir putih di pulau nusakambangan.

Mungkin, foto di bawah dapat agan lihat untuk lebih jelasnya bagaimana kami liburan di cilacap.

Gempa 4 SR

0 comments:

Post a Comment